🦈 Panti Asuhan Sekitar Sini

TRIBUNJAMBICOM, JAMBI - PT Jambi Prima Coal, perusahaan yang bergerak di bidang batu bara menggelar aksi kasih ke panti asuhan Al-Amin Jambi. Rahmatyo Gilang Trilaksono, pengurus perusahaan Berdasarkanpenelitian yang dilakukan oleh Rahma et al. (2014) masalah di Panti Asuhan seperti: terdapat beberapa anak yang masih egois, kurang peka terhadap keadaan sekitar, kurang bisa Kalau pihak pondok kurang begitu paham. Setahu pihak pondok, ananda ini hanya berteman dengan sekitar pondok dan bahkan di kampung sini saja," ujar Muniri. Muniri pun menjelaskan bahwa di panti asuhan sekaligus pondok pesantren ini terdapat waktu-waktu khusus untuk beraktivitas di luar pondok pesantren. Dikirimke panti asuhan sejak kecil dan mulai bekerja sejak usia 14 tahun, pengusaha asal Italia ini membangun bisnis kacamata ternamanya dari nol hingga raup miliaran dolar. Dari sini, ia dapat memperdagangkan perusahaannya secara publik di NYSE, dan pada tahun 1990, Luxottica pun terdaftar. Pada tahun 2000, ia mendaftarkan perusahaannya Rombonganditerima Pengurus Panti, Ibu Sari dengan sekitar 50-an anak-anak Panti Asuhan Peduli Anak Yatim yang rata-rata berusia 3 sampai 17 tahun dengan pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan ada 2 orang yang sudah kuliah. "Kami datang ke sini membagikan titipan berkah dari para pengurus PPUMI Sumsel. Ada yang sempat hadir dan ada pula Jumlahnyaada sekitar 60 anak asuh di sini," kata Aning, saat ditemui di Panti Asuhan Rumah Shalom yang diasuhnya, pada Sabtu (9/7/2022). Anak panti diajarkan wirausaha. Dengan usaha tahu petis itu, kini panti asuhan tersebut justru bisa mandiri. Anak-anak yang tinggal di panti asuhan juga bisa lebih produktif. Mataram(Inside Lombok) - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram menyelenggarakan giat bakti sosial berupa pemberian santunan TEMPOCO, Bekasi - Polisi menyatakan tak menemukan penyegelan sebuah panti asuhan di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi. Menurut informasi yang sempat viral di media sosial, penyegelan itu dilakukan oleh satu ormas Islam. Kapolres Metro Bekasi, Komisaris Besar Candra Sukma Kumara, menyatakan sudah mengecek ke lokasi dan mendatangi yayasan panti Sesampainyadi Panti Asuhan Al-Hidayah, rombongan DWP Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram disambut oleh bapak Haji Ramdan selaku Pengasuh dan Pengurus Panti Asuhan Al-Hidayah yang saat ini mengasuh sekitar 30 Anak Yatim yang kebanyakan masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. H0QKW. Herwin mengatakan, awal berdirinya panti itu karena keprihatinan ibunya, yakni Fatwa Radjin yang melihat kondisi anak-anak di sekitar rumah mereka di Wamonasa, Kecamatan Singkil Manado. Anak-anak tersebut dikumpulkan dalam rumah, tetapi karena jumlahnya semakin banyak, mereka mencari lahan baru."Oleh Haji Bahar dipinjamkan lahan ini," tutur mendapat bantuan pemerintah karena terkendala status lahan ditambah belum ada donatur tetap untuk Panti Asuhan Al Akhsan Manado, pengurus yayasan harus memutar otak menghidupi anak-anak asuh. "Kami membuka usaha bengkel kecil-kecilan, las, serta pemasangan pagar besi. Usaha ini untuk menambah biaya kebutuhan sehari-hari," ujar mengakui, bulan Ramadan membawa berkah bagi panti asuhan yang dikelolanya. Banyak dermawan, donatur dari komunitas ataupun perorangan yang datang berkunjung saat bulan suci. "Mungkin karena letak panti ini yang di pinggir jalan raya, sehingga banyak pihak mudah mengakses," tutur yang terpantau Minggu 19 Juni 2016. Dua komunitas, yakni klub motor Valentino Rossi Frans Club dan Vivian and Friend, menyambangi panti asuhan itu. Selain membawa makanan berbuka puasa, mereka juga memberikan bahan-bahan makanan serta kebutuhan sehari-hari, termasuk sarung dan berkah Ramadan itu disyukuri Herwin dan seluruh penghuni panti. Namun, sumbangan yang datang tidak lantas dihabiskan dalam sekejap. "Berkah selama bulan Ramadan ini kami kumpulkan untuk memenuhi kebutuhan selama setahun," ujar yang sebelumnya mempunyai posisi dan pendapatan yang memadai sebagai karyawan swasta memilih untuk mundur dari pekerjaannya dan mengurusi panti asuhan yang dirintis ibunya ini. "Mengabdi untuk anak-anak itu ibadah. Kini kami menabung sedikit-sedikit, semoga bisa membeli lahan sendiri untuk membangun panti asuhan ini menjadi lebih layak," ujar Herwin.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Buka kontenBuka menu utamaBuka situs DW lainnyaVideoKawasanIndonesiaAsiaJermanEropaTopikHak Asasi ManusiaAlam dan LingkunganInovasiKategoriPolitikIptekSosial dan BudayaLive TVVideoFokusGempa BumiInovatorEcoFrontlinesKemandirian menjadi elemen penting di Panti Asuhan Manarul Mabrur di Semarang. Rois tidak ingin anak-anak asuhnya mengharapkan belas kasihan dari orang Leo Galuh/DW7 fotoSosialIndonesiaLeo Galuh21 Mei 2022 bagian berikutnya Topik terkaitTopik terkaitLewatkan bagian berikutnya Liputan utama DWLiputan utama DWKrisis Iklim, Sekjen PBB Kecam Perusahaan Bahan Bakar FosilAlam dan Lingkungan47 menit laluLewatkan bagian berikutnya Liputan DW lainnyaLiputan DW lainnyaAsiaAmbisi Ekonomi Cina Jadi Daya Tarik Besar bagi Arab SaudiAmbisi Ekonomi Cina Jadi Daya Tarik Besar bagi Arab SaudiEkonomi15 Juni 2023Liputan lainnya dari AsiaJermanSektor Perjalanan dan Pariwisata Dekati Level Pra-CovidSektor Perjalanan dan Pariwisata Dekati Level Pra-CovidEkonomi15 Juni 2023Liputan lainnya dari JermanEropaApakah UE akan Mampu Capai Target Iklim 1,5 Derajat Celsius?Apakah UE akan Mampu Capai Target Iklim 1,5 Derajat Celsius?Alam dan Lingkungan2 jam laluLiputan lainnya dari EropaKe halaman utamaIklan "Anakku... Anakku.... Anakku...." Rois Bawono Hadi, 56, mendekap sambil menyenandungkan sebuah kidung di telinga bayi yang belum genap berusia satu tahun itu. Perlahan kelopak mata bayi tersebut terpejam. Terlelap dalam pelukan kasih sayang ayah asuhnya. Bayi tersebut adalah satu dari 78 penghuni Panti Asuhan Manarul Mabrur di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. "Total ada 78. Ada 32 bayi berumur kurang dari satu tahun. Lalu anak-anak usia satu tahun sampai sekolah dasar ada 27 orang. Sisanya orang dewasa," Rois merinci jumlah penghuni panti asuhannya kepada DW Indonesia. Pria kelahiran Probolinggo, Jawa Timur, ini menerawangkan mata sembari mengingat perjalanan awal panti ini pada Januari 2012 silam. Saat itu Rois dan beberapa pendiri awal panti, termasuk istrinya, merasa perlu melakukan aksi nyata untuk generasi muda. Rois dan pendiri awal sepakat membiayai pendidikan anak-anak jalanan yang dibina di Dinas Sosial Kota Semarang. Tidak mudah, karena anak-anak sudah mengenal konsep uang sejak dini. Banyak dari anak-anak tersebut yang tidak melanjutkan sekolah dan kembali ke jalan mencari uang dengan meminta-minta. Berangkat dari keprihatinan Rois menuturkan kepada DW Indonesia bahwa mental mengemis yang ada di lingkungannya harus diubah. "Orang lumpuh, ngemis. Orang buta, ngemis. Mental ngemis ini harus dibongkar," tegas Rois. Panti Asuhan Manarul Mabrur mengajarkan filosofi kemandirian kepada penghuninya. Bahkan, sejak awal berdiri hingga hari ini, Rois mengatakan tidak pernah mencari donatur untuk menyumbang atau menulis proposal pengajuan bantuan. Atas prinsip itu, panti asuhan seluas meter persegi ini tidak sanggup menggaji karyawan. Semua kegiatan operasional sehari-hari dikerjakan oleh Rois yang dibantu oleh istri dan anak perempuannya, Linda. Kepada anak-anak asuhnya, Rois punya dua larangan utama. “Dilarang ngeluh. Itu bukan solusi permasalahan. Kedua, dilarang menolak rejeki yang datang baik itu pahit dan manis,” Leo Galuh/DW "Sampai hari ini saya tidak pernah ajak orang untuk bergabung. Lha wong karena saya tidak bisa nggaji membayar mereka," kata Rois. Dia menambahkan banyak orang yang skeptis akan kesanggupan Rois menjalankan panti asuhan tanpa dukungan dana. "Oleh karena itu, jadikan sanggup dari hal-hal yang tidak sanggup. Orang sibuk dengan urusan perut. Ini urusan hati," ujar Rois. Kemandirian menjadi elemen penting di panti ini. Rois tidak ingin anak-anak asuhnya mengharapkan belas kasih dari seseorang. Sebagai contoh, anak-anak dibiasakan mencuci sendiri pakaian mereka karena keterbatasan tenaga pengasuh di panti ini. Selain kemandirian di rumah, anak asuh pun diajarkan berbagai macam keterampilan yang bisa berguna bagi hidup mereka. Bahkan, Rois menambahkan, banyak orang-orang baik di sekitar Semarang yang kemudian tergerak untuk berkunjung menawarkan pelatihan kemampuan dasar bekerja. Anak-anak yang lebih besar di panti itu bahkan menguasai beragam keterampilan teknis seperti bartender, barista, sablon, mesin, las, dan mengukir relief, kata Rois dengan penuh rasa bangga. Walaupun lahir di luar pernikahan, anak-anak tersebut tetap mendapatkan hak yang sama sebagai warga negara Indonesia, ucap akta kelahiran buat "Soekarno" Di panti itu Rois hadir sebagai sosok ayah bagi anak-anak asuhnya yang kebayakan lahir di luar ikatan pernikahan. Dirinya memberikan perlakuan yang sama kepada seluruh anak asuh termasuk sejumlah ibu hamil yang juga tinggal di sana. Pasal 43 ayat 1 Undang Undang nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya. Dokumen kewarganegaraan terutama akta kelahiran menjadi bukti otentik yang krusial bagi seseorang untuk dapat mendapatkan hak-hak sebagai warga negara Indonesia. Namun terkadang proses mendapatkan dokumen ini tidak mudah bagi anak yang lahir di luar pernikahan. Rois mencari solusi jangka panjang untuk menyikapi hal tersebut. "Kalo orang tuanya adalah mahasiswa, kan mereka udah punya KTP. Nah anaknya tetap bisa memiliki akta kelahiran. Tapi hanya tertera nama si ibu. Nama ayah tidak ada. Si anak akan ikut di Kartu Keluarga KK ibunya," papar Rois. Sedangkan bagi orang tua yang belum punya KTP, Rois melanjutkan, si anak tetap bisa memiliki akta kelahiran namun tidak ada nama di kolom ayah dan ibunya. Anak tersebut akan menyandang status anak asuh di KK milik Rois. Rois pun turut memberi nama bagi bayi-bayi tersebut atas persetujuan orang tuanya. Dia mengambil inspirasi nama-nama tersebut dari tokoh pewayangan Jawa, tokoh nasional, dan nama artis. "Lho saya itu sampai kehabisan ide untuk ngasih nama anak. Ya sudah saya kasih nama yang mudah diingat misalnya Soekarno, Elvi Sukaesih," kata Rois tergelak. Ia bercita-cita ingin menyekolahkan seluruh anak-anak asuhnya sampai jenjang S2 dengan biaya sendiri. Sampai hari ini, Rois sudah berhasil mengantarkan dua anak asuhnya menyandang gelar sarjana dan empat lainnya telah menyelesaikan pendidikan D3. Bukan untuk diadopsi Aroma minyak kayu putih dan minyak telon menyeruak memenuhi rongga hidung saat DW Indonesia memasuki ruangan bayi. Jeritan tangis dan gelak tawa bayi bercampur menjadi satu di ruangan itu. Bahkan ada bayi yang masih berusia beberapa hari, terlihat dari warna kulit yang masih merah. "Saya melarang pihak luar mengadopsi anak-anak tersebut. Para orang tua menitipkan dan akan mengambil kembali anaknya. Itu amanah yang harus saya jaga," kata Rois yang kerap dipanggil abi oleh anak-anak asuhnya. Bayi-bayi tersebut sebagian besar adalah hasil dari hubungan badan di luar pernikahan yang dilakukan orang tua mereka yang masih duduk di bangku perkuliahan, kata Rois. Malah ada juga bayi-bayi dari hubungan seks tidak sah dilakukan oleh pelajar yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas SMA, bahkan menengah pertama SMP, menurut Rois. Salah satu plang di Panti Manarul Mabrur. Plang lain juga menegaskan bahwa panti ini tidak meminjamkan bayi dengan alasan apa Leo Galuh/DW Data Kementerian Kesehatan dan Komnas Perlindungan Anak Indonesia KPAI pada tahun 2019 mengungkapkan bahwa sekitar sebesar 62,7% remaja di Indonesia pernah melakukan hubungan seks di luar nikah. Lebih lanjut, penelitian kolaborasi antara Badan Perencanaan Daerah Bappeda Kota Semarang dan Universitas Negeri Semarang pada tahun 2019 menunjukkan bahwa lebih dari 90% pelaku pernikahan dini adalah pelaku seks bebas dan 83,88% menikah karena hamil di luar nikah di kota Semarang. Lindungi ibu hamil dari stigma Panti Asuhan Manarul Mabrur juga menyediakan ruangan khusus untuk ibu hamil. Saat ini ada 13 ibu hamil yang sedang menunggu waktu untuk melahirkan. "Mereka datang ke sini dalam kondisi hamil. Di sini mereka menyembunyikan diri dari masyarakat karena malu," ujar Rois dengan nada prihatin. "Kalau si ibu hamil datang sendirian tanpa laki-laki, saya yang membiayai proses melahirkan. Sedangkan kalau laki-lakinya ikut datang, saya meminta si laki laki untuk patungan," ujar Rois. Tidak jarang ibu-ibu yang sudah melahirkan akan menitipkan anaknya di panti naungan Rois. Mereka akan kembali ke panti dan mengambil anaknya di saat mereka sudah siap. Baik sudah lulus pendidikan, menikah secara sah, atau memiliki pekerjaan yang dapat menghidupi sang anak. ae

panti asuhan sekitar sini